Tugas
Makalah : Psikologi Perkembangan
MASA BAYI
DI SUSUN
OLEH :
DASRUN
(14010101088)
DEDET
SUKJAN SABARA (14010101090)
ZULKIFLY
DAVID (14010101091)
FAKULTAS
TARBIYAH/PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN
QAIMUDDIN KENDARI
TAHUN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Psikologi perkembangan disebut juga psikologi
genetik yaitu ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan jiwa dan jasmani.
Didalam psikologi perkembangan, antara jiwa dan jasmani yang biasa juga disebut
psiko dan soma merupakan satu kesatuan yang bulat. Jadi
perkembangan dalam psikologi perkembangan meliputi juga jasmani.[1]
Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi. Semua kebutuhanya harus
dipenuhi seperti yang diinginkanya, tetapi ia belum pandai menyatakan keinginan
itu. Ia hanya pandai menangis. Bila seorang ibu mendengar bayinya menangis, ibu
yang pertama kali mempunyai bayi itu tentu merasa bingung tidak mengerti apa
yang harus diperbuatnya.
Masa bayi di anggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya. Karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap,
dan pola ekspresi emosi terbentuk.
Perkembangan pribadi di
dominasi oleh berbagai macam perasaan, baik perasaan senang ataupun tidak
senang menguasai diri bayi, sehingga setaip perkembangan pungsi perbadi dan
tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaanya. Perasaan sendiri tidak tumbuh dengan sendirinya,
melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap
stimuli lingkungan. [2]
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan masa bayi?
2.
Apa saja ciri-ciri perkembangan masa bayi?
3.
Apa sebab-sebab ketidakbahagiaan pada masa bayi?
4.
Apa saja bahaya-bahaya selama perkembangan masa bayi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASA BAYI
Masa bayi adalah suatu
masa yang penting dalam perkembangan manusia. Setiap orang akan mempunyai laju
perkembangannya sendiri, namun dalam garis besarnya terdapat persamaan-persamaan sehingga proses
pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokan kedalam beberapa masa. Para
ahli perkembangan memberikan batasan usia 18 sampai 24 bulan bagi masa bayi, dimana terjadi
perubahan-perubahan yang cepat dan khas sifatnya. Lagi pula sejak usia 2 tahun
seorang anak sudah mulai menunjukan fungsi kognitif yang memadai sehingga
Mussen (1979) berpendapat bahwa dengan itu masa bayi selesai dan mulailah masa
kanak-kanak.[3]
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru
lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru
lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode
pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya.
Selama beberapa tahun masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara
beraangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak
berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap
hari, setiap minggu dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri sehingga pada
masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang
berbeda dengan awal masa bayi.
Karena istilah “bayi” banyak ditafsirkan sebagai individu yang tidak
berdaya, maka semakin umum orang menamakan masa bayi selama dua tahun sebagai
anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah
berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri.[4]
B. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN MASA BAYI
Manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, baik sejak
dalam kandungan maupun setelah lahir. Dalam proses terjadinya perubahan baik
dari fisiologi maupun psikologis, perubahan tersebut bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Oleh karena itu perkembangan tidak pernah statis dari saat
perubahan hingga akhirnya perkembangan berakhir (kematian).
J.P. Chanplin mengatakan bahwa perkembangan adalah proses perubahan dan
kematangan prilaku pada individu sebelum kelahiran maupun setelah kelahirannya.
Proses tersebut bersifat individu dari mulai masa konsepsi sampai akhir
hidupnya, dan akan menentukan tingkah
laku yang mana dan apa yang akan diaktualisasi dan dimanifestasi.[5]
Ciri – ciri
perkembangan secara umum yaitu :
Ø Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ –
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan
berkreasi)
Ø Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi kerealitas)
Ø Lenyapnya tanda – tanda yang lama; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus(kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya
gerak – gerikkanak – kanak dan perilaku impulsif).
Ø Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi
dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis (berkem bangnya rasa
ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis)[6]
Perkembangan yang penting pada usia bayi antara lain :
1.
Perkembangan Fisik
Seorang bayi yang baru
lahir sudah dapat melihat walaupun belum jelas, lidahnya dapat merasa. Ia dapat
mencium bau dan merasa sakit serta sistem motorik merekapun sudah cukup
berkembang. Bayi yang baru lahir juga mempunyai beberapa refleksi bawaan yang
diturunkan secara genetik yang fungsinya adalah untuk mempertahankan hidup
dalam menghadapi lingkungan (survival).
·
Pertumbuhan dan
perkembangan fisik bayi
Pada waktu lahir
seorang bayi rata-rata mmempunyai berat badan 3000 gram dan panjang badan 50
cm. Ia segera tumbuh dengan cepat dengan kecepatan pertumbuhan yang berlainan
untuk berbagai bagian tubuhnya. Ketika mencapai usia 2 tahun, seorang bayi tela
mencapai kira-kira setengah dari tinggi badannya waktu dewasa nanti. Dalam
tahun pertama badan bayyi tumbuh pesat dan sesudah usia 1 tahun sampai
puberitas tungkailah dan tumbuh pesat.
·
Refleks
Seperti dijelaskan sebelumnya, seorang bayi lahir dengan
kemampuan-kemampuan tertentu antara lain berupa refleks. Seorang bayi yang baru
ahir (neonatus) akan segera menahan nafas dan menutup tenggorokannya jika dimasukan kedalam air.
Refleks mengatur
gerakan-gerakan bayi yang masih bersifat otomatis dan tidak dibawah kontrol
anak. Refeks ialah reaksi yang sudah ada ( buil in ) yang bekerja atas
tibulnya ransangan tertentu, yang memungkinkan sorang bayi berespon terhadap
lingkungan sebelum ada proses pembelajaran. Sebagai contoh refleks mengisap;
seorang bayi akan mengisap setiap barang (benda) yang ditempatkan di mulutnya.
Refleks memungkin seorang bayi untuk mendapat makanan sebelum ia belajar
mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Jika seorang bayi yang baru lahir
disentuh pipi atau sudut bibirnya, maka ia akan menggerakkan kepalanya kearah
sentuhan untuk mencari sesuatu yang dapat di isap. Ini disebut refleks mencari
(rooting refleks). Kedua refleks masa meonatus masa ini akan hilang pada bayi
pada usia 3 atau 4 bulan, karena menatus sudah mampu menyusu secara aktif.
·
Siklus kegiatan bayi
Pola kegiatan neonatus berada pada orang dewasa. Kira-kira dua pertiga
harinya dipakai untuk tidur, yang terbagi kedalam beberapa waktu dan mereka
tidak tidur panjang antara jam 10 malam sampai pagi. Dalam setiap rentang waktu
4 jam, mereka sadar dan hanya tenang sekitar 30 menit. Mereka buang air kecil
sampai 18 kali sehari dan buang air besar 3-7 kali sehari. Pada usia 1 bulan
barulah mereka lebih tidur di waktu malam. Pada bulan keempat barulah pola
tidur mereka menyerupai tidur orang dewasa walaupun jumlah jam tidur mereka masih
lebih tinggi yaitu tidur panjang di waktu malam dan lebih aktif serta terjaga
di waktu siang.
Untuk mengamati dan memahami pola hidup bayi, para ahli perkembangan
membagi keadaan bayi itu kedalam beberapa klasifikasi yaitu :
1. Tidur lelap, bayi tidur diam dengan mata tertutup, pernafasannya teratur,
tidak bersuara, dan tidak berespon terhadap ransangan dari luar.
2. Tidur biasa, bayi bergerak-gerak sedikit, pernafasan mungkin sedikit
berbunyi, ritme nafas teratur atau tidak teratur.
3. Tidak gelisa, bayi tampak melakukan berbagai kegiatan gerakan, matanya
tertutup namun kelopaknya mungkin berkedip-kedip, pernafasan tidak teratur, dan
bayi mengeluarkan suara-suara mendesah atau mengelu.
4. Mengantuk, mata bayi terbuka atau separuh terbuka gerakan-gerakan hanya sedikit
dan bayi lebih banya bersuara.
5. Terjaga dan aktif, inilah keadaan dimana orang tua menganggap bayinya sudah
bangun, mata bayi terbuka dan tatapannya terang ia melakukan berbagai gerak
bebas, ia mungkin agak rewel, kulitnya agak memerah, dan pernafasannya dapat
menjadi tidak teratur jika bayi tegang.
6. Terjaga dan terara, keadaan inilah yang biasanya terlihat pada bayi yang
sudah lebih tua dan jarang pada neonatus. Mata bayi terbuka lebar, ada kegiatan
motorik yang terarah kepada sesuatu seperti
suara atau rangsangan cahaya.
7. Terjaga dengan perhatian terpaku, bayi dalam keadaan terjaga tetapi tidak
bereaksi kepada rangsangan dari luar. Contoh, ketika bayi sedang menyusu atau
sedang menangis. Pada waktu menangis bayi mungkin saja bergerak-gerak, tetapi
matanya tertutup.
·
Perkembangan motorik
bayi
Seorang bayi menunjukan perkembangan motorik kasar, yaitu yang berkaitan
dengan otot-otot besar yang dipergunakan untuk menggerakan lengan atau untuk
berjalan dan berkembang, motorik halus yang berkitan dengan gerakan-gerakan
halus seperti keterampilan jari tangan.
·
Perkembangan otak
Selagi seorang bayi
menangis, tersenyum atau mengerutkan dahinya, menggoyang-goyangkan benda yang
digenggamnya ‘berbicara’ dan berjalan, maka didalam otaknya terjadi pula
perubahan-perubahan penting. Bermula sebagai makhluk bersel satu, pada saat
lahir seorang bayi sudah mempunyai otak dan sistem syaraf yang terdiri dari
kira-kira 100 triliyun sel syaraf.[7]
2.
Perkembangan Emosi Dan Sosial
Perkembangan emosi dan
sosial merupakan dasar perkembangan kepribadian kelak. Emosi yang kehadiarannya
jauh lebih awal dari kemampuan berbahasa maupun kemampuan kognitif anak
merupakan alat untuk berkomunikasi pada masa bayi. Hubungan emosional yang
dibentuk oleh bayi selama masa ini dengan orang-orang yang dekat dengannyalah
yang akan mempengaruhi cara ia berinteraksi dengan orang lain dimasa yang akan
datang. Pengalaman sosial pada masa dini adalah pengalaman terpenting dan masa
bayi adalah periode peka untuk perkembangan kepribadian.
Ø Emosi bayi
Hasil penelitian Izard
(1980), menunjukan bahwa berbagai emosi muncul diberbagai kesempatan pada dua
tahun pertama kehidupan anak. Beberapa saat setelah kelahiran, bayi dapat
menunjukan minat, sedih, muak, dan tersenyum.
Ø Sosial bayi
Perkembangan sosial
bayi dimulai dengan adanya hubungan antara anak (dimulai sejak lahir) dengan
anggota keluarga (terutama orang tua). Dalam sistem keluarga inilah pengalaman
yang terpenting dirasakan oleh anak
yaitu terjadinya proses kelekatan (attachment), dan kelekatan itu bersifat
kelekatan secara emosional.
C. SEBAB-SEBAB KETIDAKBAHAGIAAN PADA MASA BAYI
1. Kesehatan yang buruk
Bayi yang memiliki kesehatan buruk, baik sementara
atau kritis, tidak merasa normal sehingga cenderung rewel dan mudah marah.
Kondisi ini tidak memungkinkan bayi akan merasa bahagia.
2. Tumbuhnya gigi
Tumbuhnya gigi menimbulkan rasa yang tidak enak.
Secara berkala, adakalanya benar-benar menyebabkan rasa sakit.
3. Keinginan mandiri
Dengan meningkatnya pengendalian terhadap tubuh,
kenanyakan bayi menolak bantuan orang-orang lain dan campur tangan pada saat
mereka mencoba untuk mandiri.
4. Meningkatnya kebutuhan kasih sayang
Dengan bertambah lamanya waktu jaga bayi menghendaki
perhatian lebih dari orang-orang. Kalau orang tua atau pengasuh lain tidak
dapat memenuhinya maka bayi menjadi marah dan rewel.
5. Kecewa pada orang tua
Pada saat bayi memasuki tahun kedua, tidak jarang orang
tua yang agak kecewa dengan peran mereka sebagai orang tua, terutama mereka
yang sebelumnya sangat mengagunggkan peran itu. Kekecewaan ini diungkapkan
dalam kurang hangatnya hubungan dengan si bayi.
6. Permulaan disiplin
Setelah bayi berusia setahun banyak orang tua
menganggap bahwa sudah waktunya untuk memulai disiplin. Usaha menanamkan
disiplin biasanya dimulai dengan menepuk, memukul, kata-kata keras dan ekspresi
wajah yang marah.
7. Meningkatnya kebencian antar saudara
Banyak anak yang mulanya menganggap adik bayinya
sebagai “boneka yang manis” sekarang menganggapnya sebagai pengganggu terutama
kalau mereka diharapkan untuk membantu merawatnya atau kalau adik bayinya
mengambil milik kakaknya dan seringkali merusak.[8]
D. BAHAYA-BAHAYA DALAM PERKEMBANGAN MASA BAYI
Karena masa bayi
merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan bahaya bagi bayi. Bahaya itu
merupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam
masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah daripada
bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Keduanya
merupakan bahaya yang serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala
sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu
terjadi.
1. Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik
dalam perkembangan masa bayi antara lain sebagai berikut.
1. Kematian
Meredith telah
melaporkan bahwa kematian banyak terjadi selama tiga bulan daripada sesudahnya
dan kurang lebih dari dua pertiganya terjadi dalam bulan pertama.
2. Kematian
Ranjang
Bayi yang kelihatan
sehat dan normal kadang-kadang menjadi korban kematian mendadak dan tidak
diduga. Sampai sekarang ilmu medis belum dapat mengetahui apa penyebab kematian
yang disebut kematian ranjang. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal
ini terjadi pada bayi yang mengalami ketidaknormalan pada pernafasan atau
mempunyai kondisi tidak normal pada waktu lahir seperti sakit kuning. Kematian
ini sering terjadi pada tahun pertama masa bayi daripada tahun kedua.
3. Penyakit
Meskipun benar bahwa
banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena penyakit separti
gastrointestinal atau komplikasi pernafasan, tetapi jumlah kematian yang d ulu disebabkan karena penyakit parah sekarang
jauh lebih berkurang karena sekarang bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk
memperkebal tubuh tehadap penyakit.
4.
Kecelakaan
Pada tahun pertama
kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindungi dalam tempat
tidur. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan
tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi.
5.
Kurangnya gizi
Kekurangan gizi dapat
disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak seimbang, tidak saja dapat
merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Kalau
pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai
potensi-potensi intelektualnya.
6. Dasar
untuk menjadi gemuk
Banyak orang tua
menyamakan arti sehat dengan bayi yang montok dan mereka berusaha dengan segala
macam cara agar anaknya gemuk. Berbagai telaah medis menunjukkan bahwa ada 3
periode kritis dalam perkembangan sel-sel lemak. Yang pertama 3 bulan sebelum
kelahiran, yang ke 2 dalam 3 tahun pertama setelah lahir, dan yang ke 3 selama
awal masa remaja.
2. Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya
psikologis dalam masa bayi disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Bahaya dalam berbicara
Kelambatan dalam
berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian motorik menjadi serius
dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar- dasar untuk alat
komunikasi. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling
sering adalah tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya perangsang (terutama
dalam tahun pertama).
2. Bahaya emosi
Terdapat empat bahaya
psikologis umum yang sering muncul dalam hubungan perkembangan emosi
dalam masa bayi, yaitu:
·
Kurangnya kasih sayang
·
Tekanan
·
Terlampau banyak kasih
sayang
·
Emosi yang kuat
3. Bahaya sosial
Bahaya sosial yang
utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar menjadi sosial.
Karena kurangnya kesempatan dalam hubungan sosial dapat mempengaruhi
perkembangannya dalam pola sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit
sosial “malu”, bahwa sifat ini terbawa sejak bayi dimana mereka dihadapkan pada
terlalu banyak orang asing dan pengasuh asing.
4. Bahaya moralitas
Bahaya psikologis yang
serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi lebih banyak
mendapatkan perhatian kalau dia melakukan sesuatu yang mengganggu atau melawan
orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih diterima.
5. Bahaya dalam
perkembangan kepribadian
Konsep diri yang sedang
berkembang merupakan cermin dari tanggapan bayi mengenai pandangan orang
tentang dirinya.
6. Bahaya bermain
Orang tua perlu
berhati-hati dalam memberikan suatu mainan bagi si bayi. Karena ada beberapa
mainan dapat menyebabkan luka pada si bayi jika ia tidak hati-hati dalam
memainkannya.[9]
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masa bayi adalah suatu masa yang penting dalam perkembangan manusia. Setiap
orang akan mempunyai laju perkembangannya sendiri, namun dalam garis besarnya
terdapat persamaan-persamaan sehingga
proses pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokan kedalam beberapa masa.
Para ahli perkembangan memberikan batasan usia 18 sampai 24 bulan bagi masa bayi, dimana terjadi
perubahan-perubahan yang cepat dan khas sifatnya. Lagi pula sejak usia 2 tahun
seorang anak sudah mulai menunjukan fungsi kognitif yang memadai sehingga
Mussen (1979) berpendapat bahwa dengan itu masa bayi selesai dan mulailah masa
kanak-kanak.
Ciri-ciri
perkembangan umum masa bayi :
1.
Terjadinya perubahan
dalam aspek
2.
Terjadinya perubahan
dalam proporsi
3.
Lenyapnya tanda – tanda
yang lama
4.
Diperolehnya tanda –
tanda yang baru
Sebab-sebab
ketidakbahagiaan pada masa bayi :
1.
Kesehatan yang buruk
2.
Tumbuhnya gigi
3.
Keinginan mandiri
4.
Meningkatnya kebutuhan
kasih sayang
5.
Kecewa pada orang tua
6.
Permulaan disiplin
7.
Meningkatnya kebencian
antar saudara
Bahaya-bahaya dalam perkembangan masa bayi :
1. Bahaya Fisik
2. Bahaya Psikologis
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Arsyad H.
Psikologi perkembangan. (Kendari ; 2007)
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
Hurlock Elizabeth B., Psikologi Perkembangan (Jakarta ; ERLANGGA)
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. (Jakarta:Prenada Media,
2011)
Machmud Hadi,
M.Pd. psikologi perkembangan (Kendari ; CV SHADRA, 2010)
[1] Drs. H. ARSYAD. H. ANWAR. Psikologi perkembangan.
(Kendari ; 2007) hal 1.
[3] Dra. Hj. Hadi Machmud, M.Pd. psikologi perkembangan
(Kendari ; CV SHADRA, 2010) hal 71-72.
[4] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta
; ERLANGGA) hal 76.
[5] Dra. Hj. Hadi Machmud, M.Pd. psikologi perkembangan
(Kendari ; CV SHADRA, 2010) hal 14-15.
[6] Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd.
2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
[7] Dra. Hj. Hadi Machmud, M.Pd. psikologi perkembangan
(Kendari ; CV SHADRA, 2010) hal 72-84
[8] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta
; ERLANGGA) hal 102
[9] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta
; ERLANGGA) hal 95-100
ijin copas mas
BalasHapusKak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttps://hubpages.com/literature/Babys17
.